(PANGKALPINANG) – Diskusi publik yang diadakan oleh Aliansi Umat Islam BaBel dalam kegiatan Maulid Leadership Forum (MLF), diselenggarakan pada hari Minggu (23/10/2022), dihadapan 300-an peserta di hotel Cordela yang berada di jalan Hamidah no. 39, Batin Tikal Taman Sari, kota Pangkalpinang, berlangsung penuh khidmat dan meriah, dengan mengangkat tema “Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW”.
Topik yang sangat menarik untuk dibahas dan didiskusikan oleh para tokoh agama yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat Bangka Belitung yaitu Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Ir. Fadillah Sabri, S.T., M.Eng., yang juga sekaligus menjabat sebagai sekretaris PWM Bangka Belitung, bersama narasumber lainnya ; Ustadz Zuhri. M. Syazali, Lc., M.A., (anggota DPD RI Babel), Firman Saladin (Koordinator Aliansi Umat Islam BaBel), dan Sofiyan Rudianto, S.E., M.E., (Cendikiawan Muslim BaBel).
Pada sesi pertama, Zuhri. M. Syazali menyampaikan bahwa kita berbicara tentang meneladani Rasulullah tidak hanya sekedar retorika saja.
“Mungkin tidak, mimpi besar kepemimpinan Rasullullah itu ada ditengah-tengah kita, terasa manfaatnya? Dan sepakat ingin mewujudkannya karena nilai-nilai kebenarannya untuk NKRI? Mengingat bahwa tujuan Pemerintah Negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Empat tujuan ini tidak akan terwujud jika kita tidak ada komitmen untuk melaksanakannya dengan kesungguhan, terutama oleh para pemimpin kita”.
Dalam kesempatan berikut yang diberikan kepada Fadillah Sabri, ia menjelaskan mengapa leadership itu sangat penting dalam suatu negara? Siapakah yang disebut dengan pemimpin?
“Hakikatnya pemimpin itu adalah siapa yang paling besar pengaruhnya dalam suatu komunitas, meskipun ia tidak mempunyai jabatan tertentu atau terstruktural, pengaruhnya sangat besar dalam mengambil kebijakan, dialah pemimpin. Siapa paling besar pengaruhnya dalam rumah tangga? Laki-laki adalah pengayom, pemimpin bagi kaum wanita, tetapi dalam rumah tangga ada kalanya kadang ayah kalah pengaruh dengan ibu. Oleh karena itu sebagai seorang ayah harus menjadi teladan yang baik untuk anak-anaknya”.
“Leadership itu menjadi penting karena dalam rumah tangga saja seorang ayah jika tidak memiliki jiwa kepemimpinan akan ditinggalkan oleh anak-anaknya, jika tidak adanya keteladanan leadership dalam rumah tangga tersebut, siapa yang akan jadi contoh bagi anak-anak”.
“Ada istilah transformasi leadership, pemimpin yang memiliki visi, kepemimpinan yang memberikan motivasi, reward dan punishment. Kepemimpinan Rasulullah adalah spiritual leadership yaitu kemampuan mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mengikuti apa yang ia inginkan berdasarkan nilai-nilai ketuhanan”.
Pertanyaannya adalah, adakah pemimpin kita saat ini yang setiap kebijakannya itu selalu mengatas namakan Allah? Karena kepemimpinan yang sejati adalah kepemimpinan yang melaksanakan nilai-nilai ketuhanan.
“Kepemimpinan itu adalah pengaruh dari keteladanan seorang pemimpin, kalau kita ingin ditaati dan pengaruh kita ingin diikuti jadilah teladan yang baik, karena Rasulullah itu adalah teladan yang baik, tidak hanya pandai memberi contoh, tapi juga Rasullullah pandai menjadi contoh, ia pernah berkata “jika Fatimah mencuri, saya yang akan memotong tangannya”. Rasul itu hidupnya sederhana, bagaimana sahabatnya mau hidup mewah. Jika seorang pemimpin memerintahkan rakyatnya untuk hidup sederhana, sedangkan ia kaya raya dan berfoya-foya, tentu ia tidak akan diikuti kepemimpinannya oleh rakyatnya”.
“Sebaik-baik pimpinan itu adalah kepemimpinan berdasarkan kepada nila-nilai wahyu dan sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang melayani, akulah sebaik-baik pelayan dan aku adalah sebaik-baik pemimpin, kata Rasul. Jadi ada tiga kunci keutamaan seorang pemimpin, yaitu; teladan, melayani, dan mensejahterakan yang dipimpinnya”, pungkas Fadillah.
Selanjutnya Firman Saladin dan Sofiyan Rudianto secara bergantian memaparkan materi mengenai kepemimpinan Rasulullah, hingga acara semakin ‘menghangat’ setelah masuk ke sesi tanya jawab atau diskusi, karena ternyata antusias para peserta banyak sekali yang ingin berpartisipasi dalam mengajukan pertanyaan kepada para narasumber.
Acara yang dihadiri oleh sekitar 300-an peserta dari berbagai jamaah majlis ta’lim se-Bangka ini, semakin menarik ketika pertanyaan bertubi-tubi di sampaikan dan dijawab dengan lugas dan cerdas oleh ke empat narasumber yang luar biasa ini. Namun diskusi publik dengan tema “Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW”, sudah harus berakhir pada pukul 12:00 WIB.
Diharapkan bahwa dari pertemuan ini masing-masing diri kita mampu untuk mencontoh sikap keteladanan Rasulullah sebagai pemimpin negara, pemimpin agama, dan pemimpin dalam rumah tangga yaitu memberi pengaruh yang baik bagi yang dipimpinnya. (Mj)