(BANGKA TENGAH) Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, sekaligus selaku ketua FORDAS Bangka Belitung, Ir. Fadillah Sabri, S.T., M.Eng., hadiri dan didaulat sebagai moderator dalam acara Rapat Pembahasan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (RPDAS) Bangka Kota di hotel Santika jl. Sukarno Hatta KM. 5 No.17 Kecamatan Pangkalan Baru, Bangka tengah pada Selasa, 29 November 2022.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Direktorat Jenderal Pengelolaan DAS Rehabilitasi Hutan – Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Baturusa Cerucuk Pemprov Kepulauan Bangka Belitung, dimulai sekitar pukul 08:45 WIB sampai dengan 12:20 WIB.
Dihadiri oleh sekitar 50-an tamu undangan yang terdiri dari beberapa kepala desa, camat Bangka Tengah dan camat Bangka Selatan, hadir pula Kepala BAPPEDA Provinsi Bangka Belitung, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, serta beberapa stakeholder lainnya terkait Rapat Pembahasan Rencana Pengelolaan DAS.
Acara dibuka dengan kata sambutan dari kepala BPDAS Baturusa Cerucuk Pemprov Kepulauan Bangka Belitung, Ir. Tekstiyanto, M.P., dan arahan dari kepala BAPPEDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fery Insani dan juga menghadirkan 2 narasumber antara lain ; Catur Basuki Setiawan, S.Si., M.Eng. M.T., Kasubdit Direktorat Perencanaan Pengawasan Pengelolaan DAS (P3DAS) Dirjen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan Hengki Simanjuntak., S.Hut, M.Si., selaku PEH BPDAS Baturusa Cerucuk Pemprov Kepulauan Bangka Belitung.
Diawali dengan pantun pembuka oleh moderator : “Pergi Ke Ladang Menanam kweni, Ladang Digarap Agar Tertata, Untuklah apa kita datang kesini, kita datang kesini untuk RPDAS Bangka kota”, demikian pantun pembuka yang membuat suasana rapat semakin hangat. Sebelum masuk pada inti materi, Fadillah menjelaskan tentang pengertian DAS, karena masih banyak masyarakat yang salah faham tentang DAS, DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya.
Rapat yang dimoderatori oleh ‘tukang ngulon’ Fadillah Sabri, berjalan dengan sangat dinamis hingga akhir acara, sehingga memancing para peserta rapat untuk aktif bertanya dan memberikan ide atau gagasan. Ia mencatat dari rapat ini bahwa perlu adanya rekayasa sosial untuk membangun suatu RPDAS yang dapat memberikan nilai unggul untuk memajukan peradaban, karena sungai adalah simbol peradaban, mengingat bahwa dahulu kota-kota besar biasanya dekat dengan sungai seperti sungai Nil, Mesir.
Dalam wawancara kami terhadap Catur Basuki Setiawan, ia menjelaskan mengenai kegiatan rapat yang berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan karena banyak stakeholder yang aktif memberikan masukan.
“Saya salut banget dengan penyusunan RPDAS-nya sudah mengerucut dan sudah diketahui siapa berbuat apa, misalnya dari teman-teman dinas UKM menginginkan ada identifikasi potensi untuk industri kreatif, dari dinas pariwisata peningkatan pembentukan POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata), intinya pengelolaan DAS menyeimbangkan peran, kepentingan dan kemauan semua pihak yang akan dilaksanakan secara bertahap, jangan kita berfikir bahwa RPDAS ini kita akan mengadakan suatu kegiatan untuk suatu proyek, tapi apa yang bisa kita berikan untuk pengelolaan DAS, dengan RPDAS yang berjalan sampai 15 tahun”.
“Harapannya bahwa RPDAS bisa diakomodir didalam salah satu dokumen input sebagai bahan untuk penyusun revisi RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Provinsi Bangka Belitung sehingga ada konektivitas, itu adalah peran FORDAS untuk menyambungkan antara RPDAS dengan RTRW dan BPDAS tentunya. Harapannya setelah ini ditetapkan oleh Gubernur karena ini lintas kabupaten, masing-masing OPD sudah menindaklanjuti dalam prioritas pembangunan yang dikoordinir oleh BAPPEDA” pungkasnya. (Mj).