(PANGKALAN BARU) – Sabtu, 15 Oktober 2022, telah terselenggara suatu kegiatan pelestarian seni budaya yaitu Festival Dambus Bangka, bertempat di ruang auditorium lantai 4 Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (UnMuh BaBel), Jl. KH A Dahlan, Mangkol, Kec. Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
UnMuh BaBel sebagai fasilitator kebudayaan seni dambus menjadi tempat bersejarah bagi pelaku kesenian untuk melestarikan seni budaya dambus ini.
Sedangkan menurut Sukma Wijaya selaku Pembina Sanggar Seni & Musik Tradisional Dambus, UnMuh BaBel yang juga bertindak sebagai tuan rumah, menerangkan tentang pentingnya pelestarian dan pengembangan kesenian musik tradisional Dambus untuk mencerahkan kalangan generasi muda supaya lebih paham dan bangga dengan kearifan lokal budaya daerahnya.
Kesenian Dambus sebenarnya merupakan musik bernuansa khas masyarakat Melayu yang berasal dari peradaban Islam di Timur-Tengah yang dalam bahasa Arab disebut u’datau oud.
Festival Dambus Bangka ini menampilkan tarian kreasi Melayu dari beberapa sanggar dan grup dambus yang ada di kota Pangkalpinang dan dari kabupaten lainnya yang di kemas dalam bentuk dokumentasi shooting.
Hendri Purnomo, selaku Pamong Budaya Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Kepulauan Riau Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, menjelaskan tujuan diadakannya festival dambus ini adalah untuk mengajak generasi muda berekspresi dan turut serta dalam menjaga dan mengembangkan kesenian dambus yang ada di Bangka, menambah wawasan tentang musik dambus dan perkembangannya saat ini, juga untuk menambah pembendaharaan dalam bidang ilmu pengetahuan budaya dan seni pertunjukan di Indonesia mengenai musik dambus.
“Ini kami sebagai upaya follow up bahwa Dambus pernah menerima warisan budaya tak benda Indonesia yang diakui pada tahun 2013, dan untuk perkembangan selanjutnya ini namanya pemanfaatan, dari kita mengenai pelestarian, pengembangan dan pembinaan”.
“Jadi setelah pelestarikan berupa pencatatan dan kajian ditetapkan oleh KeMenDikBud sebagai warisan budaya Indonesia tidak hanya sertifikat saja yang didapatkan oleh provinsi , setelah diakui secara nasional selanjutnya bagaimana menghidupkan dambus ini dikalangan masyarakat”.
“Salah satu upayanya, bisa dengan Workshop Dambus, Festival Dambus, Lomba Dambus dan memperhatikan kehidupan penghasilan dari para dambus itu sendiri, terutama para pengrajin dambus”.
“Ini adalah bentuk apresiasi terhadap seniman Dambus yang kemudian kami pilih adalah mereka yang berprestasi di tingkat provinsi, dan memberikan penghargaan berupa sedikit pendapatan supaya mereka tetap eksis dan memperkenalkannya lagi ke khalayak ramai”.
Acara festival ini bisa ditonton oleh masyarakat luas, sehingga bisa lebih mengetahui apa itu dambus, dan genre-genre yang apa saja yang ada di dambus. Dampaknya dambus bisa dikenal tidak hanya masyarakat lokal tetapi juga nasional dan dunia dengan disebarkan melalui platform media sosial streaming youtube, Instagram dan Whatsapp.
Festival Dambus kali ini memilih tiga genre yang berbeda yaitu, genre klasik yang diwakili oleh Rantai Surong, genre generasi muda diwakili oleh Ketakung Mirah, dan Budjang Betuah yaitu genre kreasi.
“Ini sebagai api pemantik saja, selanjutnya dinas terkait yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat memfollow up untuk memperhatikan para pelaku seniman Dambus Bangka, agar Dambus tetap lestari dan tetap terwarisi untuk generasi mendatang, pungkasnya”.(Mj)