(PANGKALAN BARU) – Kyai Haji Ahmad Dahlan atau nama kecilnya Muhammad Darwis adalah seorang Ulama besar bergelar pahlawan nasional Indonesia yang merupakan pendiri Muhammadiyah. Dia adalah putra keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar.
Kajian tentang KH. Ahmad Dahlan inilah yang di diangkat oleh Drs. Hasan Rumata pada pengajian rutin yang dilaksanakan pada Sabtu (01/10/2022) pukul 09:30 WIB.
Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan didasari oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan ajaran islam itu sendiri secara menyeluruh dan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar islam. Dan awal mula berdirinya Muhammadiyah ini didasari oleh faktor pendidikan.
Apakah ada pergeseran atau pembiasan pemikiran Muhammadiyah dari sejak 1912 hingga saat ini? Hal ini tentunya adalah dalam rangka untuk evaluasi dalam diri organisasi Muhammadiyah itu sendiri, Inilah pertanyaan yang dilontarkan oleh Haiyudi dalam sesi tanya jawab.
Hasan Rumata menjelaskan bahwa ruh pergerakan Muhammadiyah itu terbuka, sederhana, toleran, moderat, menghargai siapapun, tapi kemudian memang ada pergeseran dari generasi ke generasi semacam pergeseran sikap namun bukan tentang Muhammadiyah-nya tapi lebih ke personality atau kepribadian orang yang ada didalamnya.
Kepribadian KH. Ahmad Dahlan itu, sesungguhnya ia adalah seorang muslim yang toleran tapi tegas, santun, cerdas, sabar dan ikhlas. Ia sangat menghargai perbedaan berpendapat dan senantiasa istiqomah melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaharu islam.
Kemudian muncul pertanyaan mengapa ada perbedaan antara Muhammadiyah dan NU? Pertanyaan ini diajukan oleh Randi yang langsung ditanggapi oleh Hasan bahwa perbedaan itu sesungguhnya hal yang biasa dalam penafsiran kajian, ini adalah cabang-cabang keilmuan dan bukan hal yang bersifat prinsipil. Rukun Iman dan Islam hingga saat ini tidaklah berbeda antara keduanya.
Namun keduanya hadir untuk membangun dinamika, saling memperkokoh, dan juga agar terjadi fastabiqul khairat di tengah-tengah umat agar saling berlomba-lomba tentang kebaikan, bukan perpecahan.
Ahmad Dahlan mampu mengelola masyarakat peduli dengan kemiskinan, kesengsaraan, kesejahteraan, dan kesehatan. Inilah gerakan Muhammadiyah yang bercirikan semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan hanya sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis tetapi juga dinamis. (Mj)